Demokrasi Liberal
Di Indonesia demokrasi liberal berlangsung sejak 3 November
1945, yaitu sejalk sistem multi partai berlaku melalui maklumat
pemerintah.dermokrasi liberal dikenal pula sebagi demokrasi parlementer, oleh
karena berlangsung dalam sistem pemerintahan parlementer ketika berlakunya UUD
1945 pewriode pertama, konstitusi RIS, dfan UUDS 1950.Dengan demikian demokrasi
liberal secara formal berakhir pada tanggal 5 juli 1959.
Dalam periode demokrasi liberal ini ada beberapa hal yang secara
pasti dapat dikatakan telah melekat dan mewarnai prosesnya, yaitu sebagai
berikut :
1. Penyalutan
tuntutan
Tuntutan terlihat sangat intens dan melebihi kapasitas sistem
yang hidup, terutam kapasitas atau kemampuan mesin politik resmi.
1. Pemeliharaan
dan konstitusi nilai
Kayakinan atas hak asasi manusia demikian tingginya, sehingga
menumbuhkan kesempatan dan kebebasan luasdengan segala eksesnya.
1. Kapabilitas
Kekayaan alam dan manusia Indonesia keitka itu masih potensial
dan belum didayagunakan secara maksimal
1. Integritas
vertical
Terjadi hubungan antara elit dengan massa berdasarkan pola
integrasi aliran.
1. Integritas
horizontal
2. Gaya
politik
Bersifat ideologis, artinya lebih menitik beratkan factor yang
membedakan.
1. Kepemimpinan
Berasal dari angkatan sumpah pemuda yang lebih cenderung, belum
permisif untuk meninggalkan pikiran-pikiranm paternal, primordial terhadap
aliran, agama, suku, atau kedaerahan
1. Perimbangan
partisipasi politik dengan kelembagaan
i.
Mass
Partisipasi masaa sangat tinggi, sampai-sampai tumbuh tanggapan
seluruh lapisan rakyat telah berbudaya politik partisipasi.
1. Veteran
dan militer
Karena pada periode tersebut pengaruh demokrasi barat lebih
dominan, maka keterlibatan militer dalam arena politik tidak terlalu kentara.
1. Pola
pembangunan aparatur Negara
Diselenggarakan menurut pola yang bebas, artinya ditolerir
adanya ikatan dengan kekuatan-kekuatan politik yang berbeda ideoligis.Akibatnya
fungsi aparatur Negara yang semestinya melayani kepentingan umum tanpa
perkecualian, menjadi cenderung melayani kepentingan golongan menurut ikatan
primodial.
J. Tingkat stabilitas
Akibat berinteraksinya variable yang di uraikan dalam a sampai
I, timbulah lablitas pemerintahan / politik yang kemudian menjadi sebab utama
keterlambatan pembangunan.
2.Demokrasi Terpimpin
Dalam pewriode demokrasi terpimpin ini pemeikiran ala demokrasi
barat banyak ditinggalakan.Untukmerealisasikan
demokrasi terpimpin ini, kemudian di bentuk badan yang di sebut Front
Nasional.Periode ini disebut pula periode pelaksanaan UUD 1945 dalam kaedaan ekstra
ordiner, disebut demikian karena terjadi penyimpangan terhadap UUD 1945.
1. Penyaluran
Tuntutan
Dalam periode ini pun masih berklanjut besarnya tuntutan yang
melebihi kapasitas sistem.Setalah penyederhanaan kepartaian dan pembentukan FN
tersebut, di peroleh suatu stabilitas.Kadar stabilitas
ini dapat dinilai sebagai berwatak semu oleh karena ternyata kemudian meltakan
dasar yang kuat dalam proses pergantian pimpinan nasional.
1. Sesuai
dengan orientasi menuju satu nilai mutlak, maka secara konsisten pula hak asasi
manusia sering dikesampinghkan.Sebaliknya, mobilisasi kekuatan kearah tujuan
yang bernilai mutlak lebih digiatkan melalui Front Nasional.
2. Kapabilitas
Serta merta dengan lebih diarahkannya aktivitas terhadap
nilai-nilai yang bersifat mutlak, maka pemerintah cenderung untuk lebih
berperan dalam mengelola bidang ekstratif dan distributive.Sejalan dengan nilai
tersebut, timbulah keterlibatan pemerintah dalam bidang perekonomian yang
menyangkut hajat hidup rakyat banyak ( sesuai dengan pasal 33 UUD 1945
)ditandai dengan reaksi yang menantang kebebasan ekonomi yang diperoleh dalam
periode demokrasi liberal.
1. Integrasi
vertical
Dengan adanya intensifikasi pembangunan bangsa maka sifat
primordial dan pola aliran yang ada sebelumnya, secar formal di batasi.Oleh karena itu, hubungan
antara elit dengan massa formal menjadi terbuka pula.
1. Integrasi
horizontal
Pertentangan anta relit menyebabkan elit tertentu diisolir dan
diasingkan secara politis.dalampertarungan
ini elit yang bisa menghimpun solidaritaslah yang muncul diarena politik,
sehingga elit administrator tersisihkan.
1. Gaya
politik
Ideologi masih tetap mewarnai periode ini, walaupun sudah
dibatasi secara formal melalui penpres tentang syarat-syarat penyederhanaan
kepartaian ( penpres no.7 tahun 1959 ).
1. Kepemimpinan
Para pemimpin berasal dari angkatan 1928 dan angkatan 1945
dengan tokoh politik sukarno sebagai titik pusatnya.Kepemimpinan tokoh politik
ini berdasar pada politik mencari kambing hitam.
1. Perimbangan
partisipasi politik dan kelembagaan
i.
Massa
Partisipasi dibatasi saluran inputnya, yaitu hanya melaui FN.Untuk menunjukan kesiapan
kelembagaanya, maka ditumbuhkanlah output simbolik dalam bentuk rapat-rapat
raksas yang menuntungkan rezim yang berkuasa saat itu.Akibatnya partisipasi
pada hakikatnya lebih besar daripada kesiapan kelembagaan pemerintah.
1. Veteran
dan Militer
Sejak Denas dan FN terbentuk, penyaluran kepentingan bekas
pejuang lebih meningkat.Organisasi bekas pejuang ini lebih dikenal dengan nama
angkatan 1945, yang termasuk golongan fungsional.
1. Pola
pemnbanguna aparatur Negara
Loyalitas kembar pegawai negeri telah diganti dengan
monoloyalitas, walaupun hanya terbatas pada tingkat kepangkatan tertentu saja.
1. Stabilitas,
ditinjau dari segi tersedianya jangka waktu yang cukup lama untuk melaksanakan program
pemerintahan dan kontinuitas pemerintahan, sebenarnya cukup dapat menelurkan
prestasi pembangunan.
3.Demokrasi Pancasila
Penelahaan terhadap demokrasi pancasila tentu tidak dapat
bersifat final disini, ke\arena masih terus berjalan dan berproses.Praktek-praktek
mekanisme demokrasi pancasila masih mungkin berkembang dan berubah, atau
mungkin belum merupakan bentuk hasil prose yang optimal, sebagai prestasi
sistem politik Indonesia.
1. Penyaluran
tuntutan
Dalam periode demokrasi pancasila ini penyaluran berbagi
tuntutan yang hidup dalam masyarakat menunujukan kseimbangan.banyhak akibat
yang ditumbuhkan oleh pola penyaluran tuntutan semacam ini, dalam kenyataannya
disalurkan secara formal melaui tiga kerkuatan sosial politik.
1. Pemeliharaan
dan konstitusi nilai
Hak asasi amnesia berkali-kali ditegaskan oleh pemerintah bahwa
hak itu secara implicit mengandung pula kewajiban asasi setiap anggota
masyarakat.Idelogisme yang mengganas dalam masa dua sistem politik sebelumnya
sekarang sudah dapat didinginkan atau setidak-tidaknya tak lagi menjadi cirri
penyelenggaraan kontinuitas nilai berbagi kekuatan politik yang ada.
1. Kapabilitas
Di bidang ekstratif dan distributive yang menyangkut
komiditi pokok, pemerintah mengambil peranan besar.Pengaturan untuk memberikan dorongan
memberikan dorongan bagi pertumbuhan ekonomi diselenggarakan melaului
Undang-undang penanaman modal asing ( UU no.1 tahun 1968 ) dan juga melaui
pinjaman luar negeri dan bantuan luar negeri.
1. Integritas
vertkal
Dewasa ini adannya saluran antara elit dengan massa dan
sebaliknya, lebih dirasakan.Begitu pula, terlihat adanya hugungan antar
perencana ( planner ) dengan mereka yang direncanakan.
1. Integritas
Horisontal
Hubungan antar elit mulai menampak dalam usaha membentuk
consensus nasional dalam menyelenggarakan pembangunan melalaui pola yang
jelas.Kerjasama antar teknokrat juga meningkatkan rupa-rupa kapabilitas.
1. Gaya
politik
Gaya ideoligik boleh dikatakan sudah hamper tidak manggung lagi,
yang menonjol ialah gaya intelektual yang pragmatic melaui penyaluran
kep[entingan yang berorientasi kepada program dan pemecahan masalah.
1. Kepemimpinan
Bersifat legal artinya bersumber pada kekuatan-kekuatan narmatif
konstitusif.
1. Perimbangan
pertisipasi politik dengan kelembagaan
i.
Massa
Partisipasi rakyat dikendailkan dan terbatas pada
peristiwa-peristiwa ploitik tertentu saja antara lain dalam pemiliha umum.
1. Veteran
dan militer
Partisipasi kaum veteran meningkat melalui angkatan 1485, sedang
partisipasi tentar makin meningkat dengan adanya doktrin kekaryaan sesuai dengan
Dwi fungsi ABRI.
1. Pola
Pmebangunan aparatur Negara
Dijurudkan pada usaha menigkatkan pelayanan terhadap masyarakat
atas dasar asa loyalitas terhadapNegara.Isu tentang
peranan aparatur Negara yang berorientasi kepada kepenrtingan nasional demi
terjaganya integritas aparatur kepada Negara tersebut, mendapatkan wadah melaui
organisasi-organisasi profeis diatas.
1. Tingkat
stabilitas
Stabilitas meningkat melaui pendekatan keamanan disamping
pendekatan yang bersifat meyakinkan dan membujuk masyarakat.
No comments:
Post a Comment