Thursday 5 January 2017

Sistem Informasi Manajemen



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Sistem Informasi Managemen (SIM) merupakan sebuah bidang yang mulai berkembang semenjak tahun 1960-an. Walau tidak terdapat konsensus tunggal, secara umum SIM didefinisikan sebagai sistem yang menyediakan informasi yang digunakan untuk mendukung operasi, managemen, serta pengambilan keputusan sebuah organisasi. SIM juga dikenal dengan ungkapan lainnya seperti: “Sistem Informasi”, “Sistem Pemrosesan Informasi”, “Sistem Informasi dan Pengambil Keputusan” Judul artikel ini mengandung tanda tanya. namun, mohon untuk tidak ditafsirkan bahwa di Indonesia tidak terdapat kegiatan penelitian yang berhubungan dengan SIM. Justru, diasumsikan bahwa kegiatan tersebut telah ada (exists) sehingga tidak ada klaim bahwa perlu melakukan perintisan bidang ini dari nol. namun, bidang ini telah berkembang secara paralel di berbagai bidang ilmu yang telah mapan seperti Ilmu Komputer, Bisnis dan Managemen, Psikologi, dan sebagainya.
Manajemen sendiri mencakup proses perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, pengarahan, dan lain-lain, dalam suatu organisasi. Sedangkan, informasi dalam satu organisasi adalah data yang diolah sedemikian rupa sehingga memiliki nilai dan arti bagi organisasi. Dengan ini, dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sistem yang mengolah serta mengorganisasikan data dan informasi yang berguna untuk mendukung pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi.







B.       Rumusan Masalah
1.      Apa Itu Pengertian Sistem Informasi Manajemen ?
2.      Bagaimana Ruang Lingkup Sistem Informasi Manajemen ?
3.      Bagaimana Penerapan Sistem Informasi Manajemen Publik Berbasis Komputer ?
4.      Bagaiman Sistem Infomasi Manajemen (SIM) dalam Organisasi ?
5.      Bagaimana Pembangunan Sistem Informasi Manajemen di Sektor Pemerintah ?





BAB II
PEMBAHASAN
.
A.      Pengertian Sistem Informasi Manajemen
Berikut ini pengertian SIM (Management Information Systems, MIS) menurut beberapa pakar dibidangnya. Pengertian Sistem Informasi Manajemen menurut Laudon dan Laudon (2008) adalah : “Suatu susunan komponen-komponen yang terintegrasi & bekerja secara bersama-sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, control, analisis dan visualisasi dalam sebuah organisasi”. Sedangkan menurut Davis (2009) adalah: “Suatu sistem operasional yang melaksanakan beraneka-ragam fungsi untuk menghasilkan keluaran yang berguna bagi pelaksana operasi dan manajemen organisasi yang bersangkutan.”
Menurut Stoner, 1996. SIM merupakan metode formal yang menyediakan informasi yag akurat dan tepat waktu kepada manajemen untuk mempermudah proses pengambilan keputusan dan membuat organisasi dapat melakukan fungsi perencanaan , operasi secara efektif dan pengendalian.
Dari definisi-definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan, bahwa Sistem Informasi Manajemen adalah suatu sistem yang dirancang untuk menyediakan informasi guna mendukung pengambilan keputusan pada kegiatan manajemen dalam suatu organisasi. Atau bisa kita jabarkan bahwa Sistem Informasi Manajemen adalah serangkaian sub sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan.
Dengan kata lain SIM adalah sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang sama. Parapemakai biasanya membentuk suatu entitas organisasi formal, perusahaan atau sub unit dibawahnya.

B.       Ruang Lingkup Sistem Informasi Manajemen
Dalam meningkatkan kinerja yang efesien dan efektif dalam pelayanan publik, maka diperlukan sistem informasi manajemen yang baik. Seperti yang kita ketahui bahwasanya birokrasi yang memberikan pelayanan publik saat ini sangat berbelit-belit, sehingga pemerintah perlu merampingkan birokrasi agar masyarakat dapat dengan mudah dan cepat mengurus surat izin atau surat legalitas dari pemerintah, misalnya pembuatan KTP, surat izin usaha, dsb. Untuk memangkas sistem birokrasi yang berbelit-belit tersebut, maka pemerintah mendirikan instansi layanan satu pintu (one stop service). Dengan adanya layanan satu pintu (one stop service) diharapkan pemerintah dapat memberikan layanan yang cepat dan mudah, sehingga dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat. Dalam layanan satu pintu (one stop service) dibutuhkan suatu sistem informasi manajemen yang baik khususnya dalam keandalan manajemen database agar dalam memberikan pelayanan secara cepat dan mudah.
SIM bukan merupakan hal baru. Ruang lingkup SIM sebenarnya tertuang pada tiga kata pembentuknya, yaitu “sistem”, “informasi”, dan “manajemen”. Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan. Di dalam perusahaan, yang dimaksud elemen dari sistem adalah departemen-departemen internal, seperti persediaan barang mentah, produksi, persediaan barang jadi, promosi, penjualan, keuangan, personalia; serta pihak eksternal seperti supplier dan konsumen yang saling terkait satu sama lain dan membentuk satu kesatuan usaha. Informasi adalah hasil pemrosesan data yang diperoleh dari setiap elemen sistem tersebut menjadi bentuk yang mudah dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan yang dibutuhkan oleh orang untu menambah pemahamannya terhadap fakta-fakta yang ada.
Informasi bagi setiap elemen akan berbeda satu sama lain sesuai dengan kebutuhannya masing-masing Manajemen terdiri dari proses atau kegiatan yang dilakukan oleh pengelola perusahaan seperti merencanakan (menetapkan strategi, tujuan dan arah tindakan), mengorganisasikan, memprakarsai, mengkoordinir dan mengendalikan operasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
C.      Penerapan Sistem Informasi Manajemen Publik Berbasis Komputer
Penggunaan  e-Government di Lingkungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah di Indonesia Perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi berpengaruh terhadap penyelenggaraan pemerintahan secara signifikan. Sejalan dengan berkembangnya penggunaan internet di lingkungan pemerintah dan masyarakat, maka pemerintah menyikapinya dengan menggunakan teknologi tersebut sebagai alat untuk memperlancar dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintah.
Di tingkat pemerintah pusat, pemerintah telah membentuk Departemen Komunikasi dan Informasi (Depkominfo) yang bertugas melaksanakan tersedianya sarana infratruktur komunikasi dan informasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat agar dapat diakses dan dibaca secara cepat oleh instansi atau institusi pemerintah yang berada di wilayah Republik Indonesia. Informasi tersebut meliputi produk-produk hukum pemerintah, seperti: Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Instruksi Presiden, dan lain-lain. Selain itu Depkominfo juga berfungsi sebagai Departemen yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan informasi dan komunikasi di Negara Republik Indonesia dengan ketentuan hukum yang berlaku dan mengelola secara resmi website atau situs resmi Negara Indonesia. Untuk implementasi e-Government, pemerintah telah mengeluarkan Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government yang dituangkan melalui INPRES No. 3 tahun 2003.
Sedangkan di tingkat pemerintah daerah (pemda), masing-masing mengembangkan situs resmi daerahnya. Situs ini berisi informasi mengenai daerah masing-masing, mulai dari sejarah profil pemerintahan, profil geografi, sampai program dan kegiatan yang dilakukan termasuk menu interaktif didalamnya. Namun tiap daerah menampilkannya secara berbeda, tergantung dari kemampuan masing-masing pemda. Dari 33 provinsi dan 443 kabupaten/kota, 402 diantaranya sudah memiliki website (84 persen), dengan tingkat kemudahan akses yang berbeda.

D.      Sistem Infomasi Manajemen (SIM) dalam Organisasi
SIM adalah penerapan sistem informasi di dalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen. Kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk menyediakan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan pelaksanaan dan pengendalian.
Manfaat sistem informasi manajemen. SIM dapat menolong organisasi untuk :
1.      Meningkatkan Efisiensi Operasional
Investasi di dalam teknologi sistem informasi dapat menolong operasi perusahaan menjadi lebih efisien. Efisiensi operasional membuat organisasi dapat menjalankan strategi keunggulan biaya low-cost leadership. Dengan menanamkan investasi pada teknologi sistem informasi, perusahaan juga dapat menanamkan rintangan untuk memasuki industri tersebut (barriers to entry) dengan jalan meningkatkan besarnya investasi atau kerumitan teknologi yang diperlukan untuk memasuki persaingan pasar. Selain itu, cara lain yang dapat ditempuh adalah mengikat (lock in) konsumen dan pemasok dengan cara membangun hubungan baru yang lebih bernilai dengan mereka.
2.      Memperkenalkan Inovasi Dalam Bisnis
Penggunaan ATM. automated teller machine dalam perbankan merupakan contoh yang baik dari inovasi teknologi sistem informasi. Dengan adanya ATM, bank-bank besar dapat memperoleh keuntungan strategis melebihi pesaing mereka yang berlangsung beberapa tahun.
3.      Membangun Sumber-Sumber Informasi Strategis
Teknologi sistem informasi memampukan perusahaan untuk membangun sumber informasi strategis sehingga mendapat kesempatan dalam keuntungan strategis. Hal ini berarti memperoleh perangkat keras dan perangkat lunak, mengembangkan jaringan telekomunikasi, menyewa spesialis sistem informasi, dan melatih end users.
SIM berhubungan dengan pengolahan informasi yang didasarkan oleh komputer (user) yang menghasilkan sebuah informasi. dilihat dari besar kecilnya sebuah organisasi meliputi:
1.      Sistem Informasi Keuangan / Akutansi, Yaitu menyediakan informasi tentang keuangan.
2.      Sistem informasi Pemasaran (Marketing), Yaitu menyediakan informasi tentang pemasaran sebuah organisasi.
Didalam suatu organisasi, Sistem Informasi Manajemen dipergunakan pada tiga tingkatan manajemen :
1.      Manajemen tingkat bawah, Sistem Informasi Manajemen dipergunakan untuk keperluan pengendalian operasional. Pada tingkatan ini SIM  dipergunakan dengan tujuan untuk penghematan disegala bidang yang mungkin untuk dilakukan. Contohnya pencetakan rekening listrik oleh PLN. Penerapan SIM dalam hal ini akan menghasilkan penghematan baik waktu maupun tenaga kerja.
2.      Tingkatan manajemen menengah, penerapan SIM dipergunakan untuk keperluan pengendalian manajemen. Tugas seorang manajer menengah ialah mengelola semua sumberdaya milik organisasi agar benar-benar dipergunakan untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan oleh manajemen puncak oleh semua personilnya secara efektif dan efisien. Untuk dapat melaksanakan tugas seperti ini manajer harus mempunyai segala macam informasi tentang segala kegiatan organisasi dalam operasinya sehari-hari. Dalam hal inilah SIM dapat berperanan secara nyata untuk membantu manajer. Hal ini disebabkan karena komputer mempunyai kemampuan untuk menyimpan sejumlah besar data dengan mudah, dan menggali informasi yang terkandung didalamnya secara cepat.
3.      Manajemen tingkat puncak, yang tugas utamanya adalah untuk membuat perencanaan yang strategis.
4.      Sistem informasi pada suatu organisasi berada didalam suatu departemen tersendiri, departemen sistem informasi/departemen pengolahan elektronik (Electronic Data Processing)
a.       Manajer SI / controller
b.      Manajer kantor (office manager)
c.       Bendaharawan (treasurer)
d.      Asisten bendaharawan (assistant treasure)
e.       Sekretaris (secretary)
f.       Manajer perencanaan / pengendalian (manger of planning and controls)
g.      Direktur keuangan (vice-president finance)

E.       Pembangunan Sistem Informasi Manajemen di Sektor Pemerintah
Pemanfaatan IT pada pemerintahan bertujuan untuk mendukung penyelenggaraan tata kelola organisasi yang lebih baik, sehingga mampu menyediakan layanan informasi tepat guna bagi stake holder. Layanan digitasi pemerintah dapat dilaksanakan melalui pemanfaatan internet. Misalnya layanan pengaduan masyarakat berbasis sms, absensi online (e-absensi), laporan kinerja SKPD (e-laporan),  persuratan (e-office) yang kesemua layanan tersebut terpublish pada web induk pemerintah daerah,  sekaligus bisa digunakan sebagai alat untuk monitoring dan evaluasi kinerja dilingkup Pemerintah tingkat satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
Kondisi pemanfaatan IT pemerintahan pada saat ini masih terkesan semrawut dan sporadis, padahal secara teoritis, terdapat banyak manfaat dan kemudahan yang dapat dirasakan dengan pemanfaatan IT.  Bisa disimpulkan, pemanfaatan IT pemerintahan e-goevrnment belum optimal?  Hal ini disebabkan karena terdapat beberapa kendala. Kendala tersebut antara lain adalah kemampuan tingkat manajerial pemerintah yang sebagian besar tidak memiliki basis pengetahuan tentang teknologi informasi termasuk Internet, tidak adanya kesinambungan program saat ini dengan sebelumnya padalah dari sudut pandang efesiensi masih bisa di lanjutkan dengan melakukan peremajaan, kustomisasi tanpa perlu membuat program yang baru dimana substansi operasinya adalah sama dan perbedaannya sekedar istilah saja.
Tidak adanya perencanaan yang matang dimana efek yang ditimbulkan adalah pemborosan anggaran daerah, ada banyak kasus yang bisa dijadikan alasan bahwa masing-masing SKPD apakah itu badan, Dinas, Bagian, unit kerja dll memiliki paradigma beragam dalam menerapkan IT sehingga implementasi yang dilakukan terkesan berdiri sendiri, tidak terintegrasi padahal selayaknya sebuah organisasi yang memiliki banyak struktur harusnya berada dalam satu induk yang saling bersinergi, bagaimana mungkin keuangan tidak membutuhkan data kepegawaian yang ada di BKD begitupun sebaliknya.
Pimpinan yang paham dengan pemanfaatan IT namun tidak didukung dengan sumber daya manusia dan infrastruktur yang memadai juga menjadi masalah tersendiri dibuktikan dibeberapa daerah yang pemimpin daerahnya sangat paham betapa pentingnya IT dimasa kepemimpinannya menerapakan IT untuk pelayanan publik namun ketika masa kepemimpinannya berakhir digantikan dengan pimpinan yang baru maka apa yang telah dibangun sebelumnya tidak lagi digunakan atau bahkan di hentikan.
Budaya kerja di era informasi yang menuntut produktifitas dan kreatifitas dewasa ini, masih banyak pegawai pemerintah yang tidak mau beradaptasi dengan teknologi  ICT, mereka kebanyakan menggunakannya hanya sebagai trend  bahkan status sosial bukan sebagai kebutuhan apalagi untuk sebagai problem solving dari rutinitas kerja sehari-hari. Sering dijumpai baik kepala atau pimpinan jika terjadi masalah mereka mencari konsultan atau vendor membuat suatu kegiatan dengan label proyek yang semata-mata berorientasi pada keuntungan dan bukan pemanfaatan.
Walaupun sudah lebih 20 tahun Sistem Informasi dikenal di Indonesia, implementasi di kantor pemerintah (baik pusat maupun daerah) relatif masih rendah dibandingkan dengan sektor swasta .Hal tersebut disebabkan selain karena adanya hambatan di dalam birokrasi, yaitu mulai dari UU, kebijakan pusat dan daerah, sampai pada organisasi dan tata kerja yang tidak mudah untuk diubah atau disempurnakan, juga karena keterbatasan yang dimiliki pada kantor pemerintah mendorong implementasi sistem informasi sesuai dengan batasan yang ada.
Berbeda dengan kondisi di kantor pemerintah, implementasi sistem informasi di sektor swasta tidak memiliki hambatan yang berarti, sehingga lebih mudah melakukan penyesuaian di dalam pemanfaatan sistem informasi. Bagi sektor swasta, sistem informasi serta business process reengineering dimanfaatkan untuk mencari solusi yang optimal di dalam meningkatkan efisiensi dan kualitas kerja. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan selama ini, masih rendahnya implementasi sistem informasi pada kantor pemerintah disebabkan antara lain karena:
1.      belum adanya satuan kerja di suatu kantor pemerintah yang secara struktural bertanggungjawab di dalam pembangunan dan pengembangan sistem informasi ;
2.      keterbatasan di dalam penguasaan sistem informasi diatasi dengan suatu solusi yang „IT oriented‟ sehingga berakibat berkembangnya pulau-pulau sistem informasi;
3.      rancangan sistem informasi berkembang secara parsial sesuai dengan kebutuhan masing-masing entitas kantor pemerintahan (satuan kerja), sehingga sulit untuk di-integrasikan;
4.      sistem informasi dilaksanakan secara mandiri di masing-masing satuan kerja tanpa adanya koordinasi sistem informasi antar satuan kerja, termasuk membangun informasi yang bukan menjadi tanggung jawab satuan kerja pembangun sistem;
5.      data dan informasi yang dibuat dan berada di luar kewenangan/tupoksi suatu satuan kerja/lembaga tidak dapat dijamin keakuratan dan tanggungjawab kelayakannya, sehingga akan menjadi suatu area yang berisiko tertinggi;
6.      belum terbangunnya budaya bekerja dengan suatu pola yang saling terintegrsi di lingkungan kantor pemerintah;
7.      keterbatasan kemampuan sumberdaya manusia untuk pengelolaan sistem informasi.
Pelaksanaan sistem informasi pada kantor pemerintah dapat diselenggarakan jika:
1.      ada suatu proses kerterbukaan serta manajemen data dan informasi yang tertib serta terencana;
2.      birokrasi tidak lagi menjadi suatu hambatan;
3.      pembangunan sistem informasi dikembalikan pada tupoksi masing-masing organisasi satuan pemerintahan;
4.      perlu dibuat suatu strategi dan kebijakan pendukung agar sistem informasi dapat diselaraskan dengan birokrasi yang ada di sektor swasta;
5.      perlu peningkatan sumberdaya manusia;
6.      perlu adanya change management di lingkungan kantor pemerintahan.










BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Sistem Informasi Manajemen Publik adalah sistem yang didisain untuk kebutuhan manajemen dalam upaya mendukung fungsi-fungsi dan aktivitas manajemen pada suatu organisasi publik. Jenis data dan fungsi-fungsi operasi disesuaikan dengan kebutuhan manajemen. enggunaan  e-Government di Lingkungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah di Indonesia Perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi berpengaruh terhadap penyelenggaraan pemerintahan secara signifikan. Sejalan dengan berkembangnya penggunaan internet di lingkungan pemerintah dan masyarakat, maka pemerintah menyikapinya dengan menggunakan teknologi tersebut sebagai alat untuk memperlancar dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintah.



DAFTAR PUSTAKA

Sistem informasi manajemen. Mc Leod , Raymond Jr. 2008. Jakarta : Salemba Empat.
http://nurjatiwidodo.lecture.ub.ac.id/category/perkuliahan/manajemen-sistem-informasi-publik/
http://bdkpadang.kemenag.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=508:peran-sistem-informasi-manajemen-sim-dalam-organisasi&catid=41:top-headlines&frontstyle=f-smaller


No comments:

Post a Comment